Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Rekayasa Sipil

Perencanaan Integrasi Layanan Operasional Antar Moda Railbus dan Angkutan Umum di Kota Padang Maiyozzi Chairi; Yossyafra Yossyafra; Elsa Eka Putri
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (691.823 KB) | DOI: 10.25077/jrs.13.1.1-12.2017

Abstract

Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat menyebabkan akses jalan untuk menunjang kelancaran perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan skenario perencanaan secara operasional dalam menyesuaikan moda transportasi Railbus yang terintegrasi dengan moda angkutan umum sehingga diharapkan pemanfaatan dan pelayanannya bisa berjalan dengan baik, diterima oleh semua masyarakat, dan tercipta transportasi multimoda yang efektif dan efisien. Penelitian ini juga didukung oleh parameter analisis perencanaan yaitu waktu tempuh perjalanan dan biaya perjalanan. Di dalam perencanaan menggunakan identifikasi daerah tangkapan (Catchment Area) pada 5 Stasiun/Halte Railbus dengan asumsi radius +2000 m dan daerah tangkapan (Catchment Area) untuk rute angkot dengan asumsi +500 m ke daerah sekitar. Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, deskriptif dan perencanaan yang merujuk pada hasil survey pengamatan operasional kombinasi multimoda dalam kondisi angkot eksisting maupun setelah multimoda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 39 zona yang telah ditetapkan batasannya dan sudah diidentifikasi, maka didapatkan sekitar 18 zona asal tujuan perjalanan yang berpeluang untuk multimoda dan terbagi menjadi 180 kombinasi asal tujuan perjalanan dengan persentase sekitar 11,83 % dari O-D Matrix secara keseluruhan. Pada analisis variabel waktu perjalanan didapatkan sebanyak 15 zona asal dan 18 zona tujuan yang berpeluang multimoda terdiri dari 77 kombinasi asal tujuan perjalanan atau sekitar 42,77% dari keseluruhan kombinasi asal tujuan perjalanan dan 5,06% dari O-D Matrix secara keseluruhan. Sedangkan pada analisis variabel biaya perjalanan didapatkan sebanyak 15 zona asal dan 14 zona tujuan yang berpeluang multimoda terdiri dari 78 kombinasi asal tujuan perjalanan atau sekitar 43,33% dari keseluruhan kombinasi asal tujuan perjalanan dan 5,13% dari O-D Matrix secara keseluruhan. Tahap akhir dilakukan berupa perencanaan terintegrasi dari semua skenario yang sudah ditetapkan yaitu berupa perencanaan yang diharapkan terintegrasi secara waktu, rute, biaya, dan fasilitas penunjang.Kata kunci : Integrasi, Transportasi, Railbus, Kombinasi perjalanan, Multimoda
Kajian Kelayakan dan Resiko Investasi Bus Trans Padang Herri Agustiawan; Purnawan Purnawan; Elsa Eka Putri
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 13, No 2 (2017)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.165 KB) | DOI: 10.25077/jrs.13.2.67-78.2017

Abstract

Kemacetan adalah masalah utama dalam transportasi perkotaan, termasuk di Kota Padang. Untuk menanggulangi masalah tersebut, sejak tahun 2007 pemerintah telah merencanakan untuk mengadakan Bus Rapid Transit (BRT), dan pada tanggal 14 Februari 2014, bus Trans Padang secara resmi dioperasikan. Untuk mengelola bus secara maksimal, mengingat pertumbuhan kota padang yang cukup pesat, pemerintah harus bekerja sama dengan pihak swasta agar dapat mengakomodir semua demand dan tetap menciptakan sarana transportasi yang nyaman, aman, dan efisien. Studi analisa kelayakan investasi bus Trans Padang ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan investasi tersebut dari aspek finansial serta analisis resiko dalam investasi bus. Dari hasil analisis didapat bahwa skenario terbaik dalam pengelolaan bus Trans Padang adalah dengan kondisi seperti yang telah berjalan saat ini, dimana bus, kantor dan halte merupakan bantuan dari pemerintah, Biaya Operasional Kendaraan (BOK) tidak mengalami perubahan dan pendapatan berdasarkan hasil permodelan. Apabila investasi dilakukan dari awal oleh investor, dengan memperhitungkan biaya pembelian bus, halte, dan kantor, dengan demand yang ada saat ini maka investasi dikatakan tidak layak secara finansial. Masih terdapat 2 dari 6 skenario yang dikategorikan tidak layak secara finansial. Untuk analisis resiko, bus trans padang ini memiliki probablitas resiko sebesar 0.42 apabila diambil alih oleh investor. Sebuah investasi yang cukup beresiko.
Perencanaan Geometrik Jalan Menggunakan Autocad Civil 3D Studi Kasus Jalan Duku – Sicincin (Sta 0+000 – Sta 2+700) Provinsi Sumatera Barat Elsa Eka Putri; M Luthvan Syaftria Nanda; Muhammad Aminsyah
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 17, No 2 (2021)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.17.2.140-152.2021

Abstract

Perkembangan teknologi yang pesat, menghendaki setiap perencanaan dan perhitungan dilakukan dengan cepat dan akurat. Perencanaan Geometrik Jalan adalah merencanakan trase jalan lengkap dengan alinemennya. Ada beberapa standar dalam perencanaan geometrik jalan diantaranya AASHTO dan Bina Marga. Penelitian ini merencanakan geometrik jalan dengan menggunakan AutoCAD Civil 3D dan hasilnya akan dibandingkan dengan perencanaan manual yang mengacu kepada Bina Marga. Lokasi yang dipilih untuk perencanaan adalah Jalan Duku Sicincin Sta 0+000 – Sta 2+700. Aplikasi Civil 3D menggunakan standar AASHTO dan perencanaan manual menggunakan standar Bina Marga. Kriteria perencanaannya sama untuk kedua metode. Dari hasil perhitungan didapatkan 4 tikungan SCS dan perbedaan hasil antara Civil 3D dengan perhitungan manual sebesar <0,3 m. Penggambaran superelevasi juga terdapat perbedaan pada jarak antara TS – SC (Civil 3D) yang merupakan panjang run out + run off (panjang run off =  Ls desain) sedangkan pada perhitungan manual jarak antara TS – SC pada diagram adalah jarak Ls desain saja. Pada perencanaan alinemen vertikal diperoleh 4 lengkung vertikal yang terdiri dari 2 lengkung cembung dan 2 lengkung cekung dimana hasil keluaran perhitungan Civil 3D dan perhitungan manual hasilnya sama. Dari hasil penelitian ini, AutoCAD Civil 3D dinilai efektif dalam perencanaan geometrik jalan karena membantu proses merencanakan penggambaran secara bersamaan sehingga proses perencanaan akan lebih mudah dan cepat. Hanya terdapat sedikit perbedaan hasil pada parameter tikungan SCS yaitu superelevasi dengan jari-jari 550 m adalah 5,40% pada perhitungan Civil 3D sedangkan pada perencanaan manual adalah 5,55%. Hal ini bisa dilakukan penyesuaian standarnya di bagian desain kriteria ‘xml’ pada Civil 3D, sehingga hasilnya akan sama dengan perhitungan dengan standar Bina Marga.
Evaluasi dan Perencanaan Lampu Lalu Lintas Pada Simpang Jalan Syekh Umar Khalil-Bypass Kota Padang Titi Kurniati; Abdul Latif; Elsa Eka Putri
Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand) Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.043 KB) | DOI: 10.25077/jrs.16.1.49-64.2020

Abstract

Kemacetan yang sering terjadi pada simpang Jalan Syekh Umar Khalil-Bypass Kota Padang menimbulkan terjadinya antrian dan tundaan pada salah satu simpang yang sangat panjang. Maka dilakukanlah evaluasi dan perencanaan lampu lalu lintas untuk mangatasi permasalahan yang terjadi. Survei dilakukan dengan merekam lalu lintas kendaraan dengan menggunakan kamera yang ditempatkan pada persimpangan. Pengambilan data dilaksanakan selama enam jam setiap hari selama dua hari kerja, yaitu 2 jam pagi hari (pukul 07.00 – 09.00), 2 jam siang hari (pukul 12.00 – 14.00), dan 2 jam sore hari (pukul 16.00 – 18.00) pada hari Senin dan Kamis. Kemudian tiap jalur dibagi menjadi beberapa sektor sesuai dengan arah jalan per 15 menit. Dari data per 15 menit tersebut direkap dalam 1 jam, lalu diambil jam puncaknya untuk dianalisa. Perhitungan parameter perencanaan berdasarkan MKJI 1997. Hasil yang didapat pada kondisi eksisting untuk nilai derajat kejenuhan masing-masing pendekat Utara, Selatan dan Timur telah melewati batas jenuh (DS>0,75), sehingga diusulkan 4 jenis perancangan untuk meningkatkan kinerja simpang. Alternatif 1, pelebaran jalur pendekat, alternatif 2, pengaturan simpang menjadi 2 fase, alternatif 3, pengaturan simpang 2 fase dan pelebaran sedangkan alternatif 4 adalah dengan menutup simpang. Hasil perhitungan menunjukan, perencanaan optimum adalah alternatif 3 dan 4.
Effectiveness Of Portland Cement Type 1 In Stabilizing Soft Clay Soil As Subgrade For Road Construction Dedi Iskandar; Elsa Eka Putri; Abdul Hakam; Arniza Fitri
Jurnal Rekayasa Sipil Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Civil Engineering Departement, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrs.19.1.44-53.2023

Abstract

Sawah Lunto – Talawi road segment (STA 139 + 700 m) in Sawah Lunto city, West Sumatera province has sustained major damages and been the scene of several accidents since the past few years. The degression of soft clay subgrade, which has a limited bearing capacity and makes it structurally impractical to sustain road construction, was discovered to be the source of these damages. As a recent option for enhancing soil qualities, soil stabilization by employing a variety of pozzolanic and industrial materials has gained popularity. The objective of this study is to investigate the effectiveness of Portland cement type 1 as stabilizing material in improving the soil properties and carrying capacity requirements for soft clay soil used as subgrade in road construction. To accomplish the objectives of this study, a laboratory testing procedure was implemented. Unconfined Compressive Strength (USC) values on natural soil and treated soil with Portland cement type 1 admixture were measured and compared during laboratory experiments. Soft clay soils were stabilized with varying percentages of Portland cement type 1 with the proportions of approximately 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, and 10% by dry weight of soil during a 7-days curing period. Laboratory testing were performed in compliance with Indonesian National Standard (SNI): SNI 3420-2008 for testing Unconfined Compressive Strength. According to the results of laboratory testing, the UCS values increased roughly from 0.634 kg/cm2 (undisturbed natural soil) to 2.832 kg/cm2 (treated soil) by adding 3% of Portland cement type 1, and up to 8,024 kg/cm2 (treated soil) by adding 10% of Portland cement type 1. Based on the findings, it can be demonstrated that Portland cement type 1 can enhance clay soil's properties used as a subgrade for road construction, can create more stable road conditions, and can ultimately meet the technical feasibility requirements for the subgrade carrying capacity, particularly at the Sawah Lunto - Talawi road segment (STA 139 + 700 m).